Perspektif PGRI Dalam PILKADA Serentak 2020 Sudarman, Ketua Pengurus PGRI Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur Media Tipikor Indonesia

Redaksi / 05 November 2020 / Dilihat 352 kali

Perspektif PGRI Dalam PILKADA Serentak 2020

MTI Banyuwangi JATIM - Gencarnya pemberitaan Pilkada Serentak Tahun 2020 ini juga tidak bisa dilepaskan dari pembicaraan Pengurus dan Anggota PGRI. Pembicaraan dan komentar terekam dalam obrolan, diskusi dan lain-lain melalui Media Sosial (Medsos), baik WhatsApp, Instagram, Twitter, Fb dan lain-lain.

Menurut Ketua Pengurus PGRI Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, Sudarman, Rabu (04/11/2020), mengurai pembicaraan santai terkait Pilkada, jika dilihat dari sisi personal dan pribadi sebagai warga masyarakat yang mempunyai hak pilih, anggota PGRI bisa dikelompokan menjadi 2 (dua) golongan:

  1. Pertama, Adalah mereka yang acuh dan cuek terhadap Kontestasi Pilkada. Kelompok ini menganggap Pilkada adalah agenda rutin yang berlansung 5 tahunan dan tidak punya tautan serta hubungan kepentingan apapun.
  2. Kedua, Mereka yang secara emosional mempunyai kedekatan hubungan baik pertemanan, persaudaraan bahkan mempunyai kepentingan terhadap hasil dan produk dalam Kontestasi Pilkada.

Dalam kaitan organisasi, PGRI memiliki jati diri sebagai Organisasi Profesi, Organisasi Perjuangan dan Ketenagakerjaan serta mempunyai sifat dan semangat:

  1. Unitaristik, Tanpa memandang perbedaan tempat kerja, kedudukan, agama, suku, golongan, gender dan asal usul.
  2. Independen, Berdasar pada prinsip kemandirian organisasi dengan mengutamakan kemitra sejajaran dengan berbagai fihak.
  3. Non partisan, Bukan merupakan bagian dari dan tidak berafiliasi dengan Partai Politik.

Dari jati diri, sifat dan semangat itu mimpi besar PGRI yang dirumuskan dalam bentuk ‘Visi dan Misi’  PGRI dalam Konggres XXII, Tanggal 6 Juli 2019 di Jakarta, yaitu terwujudnya PGRI sebagai Organisasi Profesi terpercaya, dinamis, kuat dan bermartabat,” Urai Sudarman yang juga Kepala SMPN I Giri Banyuwangi.

Sudarman menambahkan, “Sebagai bentuk Perwujudan Visi, maka PGRI menetapkan 8 (delapan) Misi yang salah satunya adalah ‘Membangun kerjasama dengan Pemerintah, Pemerintah Daerah dan semua fihak yang diperlukan untuk mewujudkan visi, misi dan tujuan organisasi serta memajukan organisasi.

Sebagai organisasi profesi yang mempunyai sifat dan semangat nonpartisan, PGRI tidak boleh terjebak dalam Entitas Politik Identitas yang dukung mendukung Pasangan Calon dalam Kontestasi Pilkada. PGRI harus mampu dan bisa manjadi tauladan masyarakat dalam mensukseskan perhelatan politik. Memilih Paslon bukan berarti mendukung, karena mimilih adalah menggugurkan hak konstitusi setiap anggota.

Akhirnya kepada semua anggota PGRI Kabupaten Banyuwangi, saya ucapkan selamat menjadi pemilih yang bijak, pemilih yang cerdas demi kebaikan dan kemajuan Pendidikan Kabupaten Banyuwangi yang semakin baik. PGRI adalah Wadahnya para Guru dan Guru adalah Pendidik Futurisme yang selalu memandang ke depan lebih baik. Guru rela dan iklas mendidik, mengajar anaknya orang lain menjadi pejabat meskipun anaknya sendiri tidak menjadi pejabat,” Tambah Sudarman.

“Sebagai penutup mari kita tersenyum dengan Anekdot Pilkada.

  1. “Jangan menyesali rasa makanan yang salah bumbu, karena besuk pagi kita bisa ganti menu yang lain”. Itu hanya getun (Read, nyesal) harian.
  2. “Jangan kecewa karena kita salah potong rambut, karena bulan depan rambut kita akan tumbuh lagi dan kita bisa ke salon yg lebih baik”. Itu hanya getun (Read, nyesal) bulanan.

Tapi kita akan getun (nyesal) 5 tahun, jika kita salah dalam Pilkada. Itu yang namanya getun (nyesal) tahunan. Semoga Allah melindungi kita semua, Amin,” Tutup Sudarman, yang akarab disapa Eyang Kakung. (MT).